Berdasarkan riset yang di lakukan oleh App Annie menyatakan rata-rata lama waktu tiap orang dalam mengakses aplikasi mobile telah meningkat dari 150 miliar jam menjadi 900 miliar jam sepanjang periode 2015 hingga 2016. Lebih dari 50 milyar jam dihabiskan oleh orang Indonesia untuk mengakses aplikasi sehingga menempatkan Indonesia pada urutan ke empat negara plaing sering mengakses aplikasi. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara potensial untuk pasar aplikasi mobil. Namun sampai saat ini pasar mobile di Indoneisa belum tersentuh seutuhnya.
Riset yang di lakukan oleh ContractIQ pada seluruh developer mobile di dunia menyatakan bahwa :
- Android, iOS, dan cross platform merupakan bidang khusus yang banyak digarap oleh para developer mobile dimana masing-masing memperoleh persentase sebesar 26, 25, dan 20 persen.
- 50 persen klien developer aplikasi mobile berasal dari individu yang memilki ide untuk sebuah aplikasi dan startup. 77 persen perusahaan di antaranya yakin bahwa kebutuhan akan aplikasi mobile dari startup akan semakin kuat.
- 75 persen perusahaan developer aplikasi mobile merasa bahwa ranah aplikasi mobile cukup potensial bila ditinjau dari segi ekonomi dan akan terus tumbuh.
Informasi lainya yaitu rata-rata tarif per jam pembuatan aplikasi di Indonesia untuk platform iOS adalah USD11 (Rp140.000), Android dan cross platformadalah USD12 (Rp150.000), dan uniknya tarif paling tinggi justru berlaku untuk aplikasi Windows yaitu USD14 (Rp180.000). Namun tarif tersebut masih cukup murah di bandingkan dengan negarai lain.
Sumber : ContractIQ , https://id.techinasia.com/memanfaatkan-peluang-dari-perkembangan-teknologi-mobile-di-indonesia